CARA TERMUDAH MENJADI TRADER FOREX YANG PROFIT

Bagaimana cara termudah menjadi trader forex yang profit? Menurut Boris Schlossberg, forex expert dari BK Asset Management, cara termudah menjadi trader yang profitable dan menghasilkan uang adalah dengan tidak menghilangkan uang.
Bagaimana agar kita tidak menghilangkan uang? Berikut saran-sarannya.

Menyingkir Dari Pasar Ketika Kondisi Tak Tepat Untuk Strategi Trading Kita
Dalam newsletter-nya awal minggu ini, Schlossberg memaparkan bahwa bila strategi trading forex adalah penentu kesuksesan, maka kebanyakan trader akan jadi super kaya. Tapi nyatanya, semua trading forex sesungguhnya didasarkan pada dua strategi: trending atau tidak. Saat harga berada di level tinggi, Anda buy dengan harapan momentum bakal terus mendorong harga naik, atau sell dengan harapan akan terjadi reversal.
Ada ribuan variasi manajemen trading yang bisa meningkatkan atau menurunkan kemungkinan sukses Anda, tetapi pada akhirnya apabila Anda trading breakout di pasar yang sedang ranging atau memprediksi reversal saat pasar trending, maka Anda takkan menang. 90% dari semua strategi trading sukses hanyalah soal bagaimana menyingkir dari pasar ketika strategi Anda bertemu dengan kondisi pasar yang tidak tepat.


Pemahaman ini sejalan dengan salah satu trader yang pernah aktif menulis di Seputarforex, Greenpips, yang menyatakan bahwa “Standing aside is a position”. ". Pokok pentingnya adalah, sebaiknya Anda memahami karakteristik market sebelum mengambil posisi. Kalo market dianggap tidak menarik, tak ada sinyal, atau lainnya, maka tak ada salahnya untuk tidak melakukan OP.  Terkadang tidak mengambil posisi justru bisa menjadi keputusan yang lebih baik ketimbang melakukan buy atau sell.

Mengeliminasi Error
Schlossberg juga mengutip sebuah wawancara Aaron Fifield dengan Adrian Dey, seorang mantan pelaut profesional yang banting setir jadi day trader, dalam sesi podcast "Chat with Traders". Dalam wawancara tersebut, Dey menyampaikan bahwa yang menjadi akar dari semua sukses jangka panjang dalam trading forex adalah proses, bukan performa. Ia pun berhasil merubah diri dari trader yang loss menjadi trader yang profit lumayan bagus, hanya dengan melacak error dalam kegiatan tradingnya.
Error seperti apa yang dilacak oleh Adrian Dey? Berikut beberapa diantaranya:
1.     Tidak buka posisi trading ketika sistem menunjukkan ada sinyal.
2.     Tergesa-gesa untuk entry dan terlalu dini saat buka posisi.
3.     Ketinggalan entry dan terlambat buka posisi.
4.     Buka posisi dengan ukuran yang salah berdasarkan parameter control resiko anda.
5.     Mencabut stop loss yang sudah dipasang sebelumnya.
6.     Memasukkan take profit yang keliru.
7.     Buka posisi trading yang sama sekali diluar setup Anda.
Patut untuk dicatat bahwa semua error itu tak ada hubungannya dengan setup trading. Semuanya adalah kejadian-kejadian yang muncul di luar setup.
Dengan kata lain, cara termudah untuk meningkatkan profitabilitas Anda sebagai trader bukanlah dengan mengutak-atik parameter/setup strategi trading yang dijalankan, melainkan dengan mengeliminasi error yang selama ini Anda lakukan.
Jadi, Schlossberg menyarankan: Begitu Anda selesai membuat dan mantap dengan suatu system trading, buatlah sebuah akun "serius" di mana satu-satunya hal yang Anda lakukan adalah bertrading sesuai dengan sistem itu. Kemudian buatlah juga sebuah akun "main-main" di mana Anda bisa error sesuka hati dan bereksperimen dengan ide-ide baru. Nantinya, Anda akan terkejut melihat betapa besar perbedaannya.


CARA TRADING FOREX SEPERTI ILMUWAN DAN MANFAATNYA

Trading forex bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan meniru karakter para ahli di berbagai profesi, atau bahkan cara seekor hewan memburu mangsanya. Setelah ulasan mengenai trading seperti penembak jitu, kali ini inspirasi cara trading forex datang dari ilmuwan. Masih ingatkah Anda tentang metode ilmiah yang diajarkan di bangku sekolah? Jika ya, maka mengikuti cara trading forex seperti ilmuwan tak akan terasa sulit.


Tahap Pertama: Observasi Market Untuk Melihat Pola
Sebelum ilmuwan melakukan penelitian ilmiah, ia akan melakukan obervasi awal guna mengumpulkan informasi pendukung. Sebagai trader, Anda pun sebaiknya melakukan cara serupa. Faktor-faktor penggerak pasar dari sektor fundamental dan teknikal bisa menjadi sumber informasi Anda. Misalnya, seperti apa pengumuman suku bunga dan rilis GDP terbaru, atau pola candle apa saja yang menandakan reversal.

Agar teknik observasi Anda lebih "berbobot",
 temukan pola-pola unik yang terjadi secara berulang, khususnya pada kondisi pasar akhir-akhir ini. Sebagai contoh, rilis CPI seringkali berdampak lebih tinggi dari biasanya, karena investor ingin mengetahui seberapa besar pengaruh kemerosotan minyak terhadap harga-harga di level konsumen. Contoh lain, Anda mencermati jika banyak investor mendadak jadi risk-taker tiap kali Bank Sentral mensinyalkan penambahan stimulus. Nah, pengamatan seperti itu bisa memberikan pertimbangan lebih terhadap analisa Anda. Istilah umumnya, observasi trading akan selalu "kekinian" dan tak ketinggalan tren.
Tahap Kedua: Membuat Hipotesis Dari Hasil Observasi
Katakanlah perubahan signifikan memang benar-benar terjadi saat pimpinan Bank Sentral berbicara. Anda kemudian bisa mencatat apa yang sebenarnya terjadi; seperti apa price action yang timbul menjelang event, bagaimana reaksi harga setelah ada statement, dan setup trading seperti apa yang sekiranya bisa dilakukan untuk menangkap momen tersebut. Pada gilirannya nanti, semua informasi di atas akan meruncing pada suatu hipotesis yang siap Anda tes.
Tahap Ketiga: Uji Hipotesis Saat Pola Kembali Terulang
Informasi sudah terkumpul, hipotesis pun telah didapat. Kini saatnya untuk menguji kebenaran teori Anda. Karena observasi sebelumnya dilakukan dengan cara mengenali pola, maka saat paling tepat untuk membuktikan hipotesis adalah ketika pola kembali terulang.



Anda bisa bersiap-siap menantikan pengumuman kebijakan Bank Sentral dengan setup trading yang sebelumnya telah diatur sedemikian rupa untuk mendukung hipotesis. Dalam hal ini, jangan lupa memastikan bagaimana proyeksi
 event tersebut. Karena yang Anda cermati di sini adalah pengumuman penambahan stimulus, maka carilah peluang hanya ketika Bank Sentrak diyakini akan bernada dovish.

Walaupun prosedur ini bertujuan untuk menguji hipotesis, bukan berarti Anda bisa berdiam diri sambil menunggu "hasil eksperimen" muncul. Sebaiknya, tetaplah aktif mencatat setiap detail trading dan kondisi pasar yang mengiringi langkah Anda. Bisa jadi, ada hasil-hasil observasi baru yang Anda peroleh dari situ. Pengamatan tersebut nantinya dapat dikembangkan untuk menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi hipotesis Anda berikutnya.
Tahap Keempat: Rumuskan Kesimpulan Dengan Pikiran Terbuka
Hipotesis hanyalah suatu perkiraan, sehingga selalu ada 2 kemungkinan yang menyertainya; benar atau salah. Ilmuwan selalu berpikiran terbuka dalam merumuskan kesimpulan, karena hipotesis yang tak terbukti benar juga bisa menjadi hasil penemuan yang membantunya mengeliminasi sebuah kesalahan. Jadi ketika hipotesis trading Anda tak terbukti, jangan berkecil hati dulu. Setidaknya, Anda sudah mendapat pelajaran bermanfaat untuk menghindari cara trading forex dari hipotesis serupa.

Market selalu bergerak dinamis dan tak ada satupun pihak yang bisa memperkirakannya dengan akurasi sempurna.
 Ibarat ilmuwan yang selalu terbuka dengan ide-ide baru, Anda juga sebaiknya terbuka menyambut perubahan-perubahan dalam pola market yang senantiasa berubah.


Tak selamanya data berdampak tinggi mampu mendorong harga secara signifikan. CPI mungkin menjadi laporan penting saat ini, tapi bisa jadi dalam beberapa waktu ke depan efeknya tak seberapa mendominasi pergerakan harga. Bagaimanapun juga, sentimen ekonomi secara keseluruhan menjadi pemain utama dalam suatu analisa. Misalnya saja, kondisi Poundsterling yang tengah dirundung gejolak Brexit, cenderung mengesampingkan "kabar baik" dari data-data ekonomi Inggris (yang seharusnya) berdampak tinggi.
3 Alasan Mengapa Cara Trading Forex Seperti Ilmuwan Layak Dicoba
Dengan hanya memahami cara trading forex di atas, mungkin Anda belum benar-benar melihat manfaat dari tips trading seperti ilmuwan. Nah, 3 alasan berikut ini akan mempermudah pemahaman Anda:
1.     Cara trading forex seperti ilmuwan bisa berdampak besar pada pembuatan rencana Anda. Jika sebelumnya Anda hanya menyusun rencana trading sekenanya, maka dengan meniru langkah-langkah metode ilmiah, Anda dapat membangun rencana trading yang lebih meyakinkan.
2.     Mengolah metode trading seperti ilmuwan dapat memberikan rekomendasi tepat untuk mengatur tingkat risiko. Anda dapat bermain lebih agresif setelah hipotesis terkonfirmasi, atau bertindak ekstra hati-hati ketika basis observasi masih dirasa kurang sempurna.
3.     Meniru langkah-langkah trading seperti ilmuwan dapat menyembuhkan penyakit overtrading. Cara pikir yang lebih terbuka membantu Anda mengenali dan mentoleransi semua kemungkinan, entah itu baik ataupun buruk. Jika bisa lebih "menerima", maka dorongan overtrading akan berkurang dengan sendirinya.


STRATEGI TRADING DENGAN CHANNEL TREND



Channel trend adalah salah satu pola yang sering terbentuk pada chart trading. Channel atau range batas pergerakan harga bisa selalu terbentuk baik ketika pergerakan harga pasar sedang trending maupun sideways (ranging). Channel trend adalah channel yang terbentuk ketika pasar sedang trending. Trading berdasarkan channel trend relatif sederhana dengan probabilitas keberhasilan yang cukup tinggi asalkan channel tersebut valid. Jika Anda perhatikan makin tinggi time frame trading makin valid channel trend. Artikel ini mencontohkan strategi trading dengan channel trend pada time frame 4-jam.

Channel uptrend terbentuk dari garis sejajar yang dibuat diatas garis uptrend pada saat pergerakan harga mulai berbalik arah dari titik high, sedang channel downtrend terbentuk oleh garis sejajar yang dibuat dibawah garis downtrend pada saat pergerakan harga mulai berbalik arah dari titik low. Channel trend menunjukkan konsistensi pergerakan pasar dalam mentaati garis-garis trend.

Berikut contoh channel uptrend pada EUR/AUD time frame 4 jam:



    
Pertama kali tarik garis support yang dibuat dengan menghubungkan 2 level support terdekat, dan garis resistance yang ditarik dari level high terendah sejajar dengan garis support. Tampak titik-titik support pada garis support (garis uptrend) dan titik-titik resistance pada garis resistance. Kedua garis harus sejajar untuk mengkonfirmasi terbentuknya channel uptrend, sedang titik-titik support dan resistance tidak harus berada tepat pada garis support atau resistance-nya. Hal ini sesuai dengan karakteristik uptrend yaitu terbentuknya level-level higher low atau level low yang lebih tinggi dari low sebelumnya, dan higher high atau level high yang lebih tinggi dari high sebelumnya. Sebaliknya untuk channel downtrend.

Menentukan level entry dan exit
Setelah channel trend teridentifikasi, langkah berikutnya adalah menentukan level entry dan exit (stop loss dan limit atau take profit). Trading dengan channel trend pada dasarnya sama dengan trading berdasarkan titik-titik support dan resistance seperti strategi yang sering diterapkan pada kondisi sideways, sehingga entry dan exit bisa pada titik-titik tersebut.


     
Untuk uptrend, cara yang paling mudah adalah dengan entry buy pada level support dengan dikonfirmasikan oleh indikator oscillator untuk mengetahui waktu entry yang tepat saat kondisi pasar sudah oversold, atau entry sell pada level resistance saat pasar sudah overbought. Indikator oscillator yang sering digunakan adalah RSI, Stochastic atau CCI.

Untuk posisi buy, stop loss bisa ditentukan beberapa pip dibawah level support dengan asumsi jika ternyata harga bergerak menembus level low terdekat (yang artinya channel uptrend tersebut tidak lagi valid), kita bisa keluar secepatnya. Untuk level limit atau take profit bisa ditentukan beberapa pip dibawah level garis resistance dengan asumsi jika ternyata harga berbalik arah sebelum menyentuh garis resistance kita masih bisa exit. Hal yang sebaliknya untuk posisi sell. Biasanya trading dengan strategi ini akan menghasilkan risk/reward yang lebih besar dari 1:1.

POLA HEAD AND SHOULDERS : VALID UNTUK SEMUA TIME FRAME



Pola head and shoulders terjadi pada keadaan uptrend yang mengisyaratkan kemungkinan pembalikan arah trend (trend reversal). Untuk menemukan pola ini relatif tidak sulit, bisa terjadi dan valid pada semua time frame, oleh karenanya pola ini bisa digunakan untuk trading jangka pendek (day trading), menengah (swing trading) maupun jangka panjang. Dari pengamatan bisa ditentukan bagian kepala (head), lengan kiri (left shoulder) dan lengan kanan (right shoulder). Secara umum bentuk pola head and shoulders adalah seperti berikut:


                                           
Agar lebih mudah dalam mengamati dan menemukan pola ini maka perlu diketahui bahwa pergerakan harga membentuk gelombang yang sama dengan gelombang Elliot dimana trend yang kuat selalu diikuti dengan koreksi. Biasanya pembalikan arah trend terjadi bila harga gagal menembus neckline, dan semakin sudut neckline negatif atau miring kebawah maka probabilitas pembalikan arah trend akan semakin tinggi. Pola head and shoulders dan juga pola gelombang Elliot menunjukkan bahwa karakteristik permintaan dan penawaran pasar selalu mengikuti pola tertentu.

Dengan mengacu pada gambar diatas bisa dijelaskan:
Gelombang 1: seller mulai masuk ketika harga dinilai sudah terlalu tinggi (overvalued), tetapi tekanan jual tersebut tidak cukup kuat untuk menembus level support sebelumnya karena permintaan di pasar masih lebih kuat.
Gelombang 2: mereka yang menunggu untuk buy pada harga rendah segera masuk dan harga kembali naik (titik A, awal neckline). Harga terus bergerak naik hingga melewati level high sebelumnya (higher high).
Gelombang 3: pada level ini harga dianggap sudah terlalu tinggi dan mereka yang menunggu untuk sell pada harga tinggi segera masuk. Selain seller baru, mereka yang sebelumnya membeli pada harga rendah juga merealisasikan keuntungannya sehingga harga terkoreksi cukup tajam.
Gelombang 4: buyer baru yang menunggu harga turun hingga level support segera masuk sehingga harga kembali naik (titik B), namun karena jumlahnya tidak terlalu banyak maka tidak mampu menembus level high sebelumnya dan harga kembali jatuh.
Gelombang 5: seller baru kembali masuk hingga harga menembus level support sebelumnya, yang juga menembus neckline.
Gelombang 6: buyer kembali masuk karena harga dinilai sudah terlalu rendah (undervalued) tetapi sekali lagi masih belum bisa menembus level resistance sebelumnya, menunjukkan permintaan yang makin lemah.
Gelombang 7: penawaran di pasar yang sangat kuat membuat harga gagal menembus neckline (titik C) dan jatuh dengan tajam.
Langkah-Langkah Trading Dengan Pola Head And Shoulders


  1. Setelah menemukan head, left shoulder dan right shoulder,  maka tariklah neckline dengan menghubungkan titik support left shoulder dan right shoulder.
  2. Entry sell setelah harga menembus neckline (sebagai support) dengan stop loss pada level right shoulder (sell-1)
  3. Entry sell setelah harga gagal menembus neckline (sebagai resistance) dengan stop loss beberapa pip diatas neckline (sell-2).

Menentukan Level Take Profit (TP)




Level take profit bisa ditentukan sebesar jarak antara level head hingga neckline (garis x pada gambar atas). Probabilitas keberhasilannya cukup tinggi terutama jika sudut neckline-nya negatif atau miring ke bawah seperti pada gambar diatas.